News

MARINE TUTRLE CONSERVATION EFFORT IN EAST YAPEN, PAPUA

By: Akmal Firdaus

Community Development and Conservation Coordinator of Saireri Paradise Foundation

petaPesisir pantai yang terdapat di Pulau Yapenbagian timur merupakan habitat peneluran penyu yang penting. Empat dari enam spesies penyu yang ada di Indonesia menjadikan pantai di wilayah tersebut sebagai lokasi peneluran. Keempat penyu tersebut adalah Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Sisik dan Penyu Lekang. Pantai Inggrisau dan Mambasiui merupakan pantai peneluran utama di Yapen timur khususnya bagi Penyu Belimbing. Bahkan pantai tersebut pernah menjadi pantai peneluran Penyu Belimbing terbesar ke tiga di kawasan pasifik setelah pantai Jamursba medi dan Wanmor yang terdapat di Sorong (bagian kepala burung Papua). Namun, menurut masyarakat lokal jumlah penyu yang bertelur di pantai tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal itu disebabkan oleh tingginya angka perburuan baik ditingkat dewasa maupun pengambilan telur dari sarang, selain itu juga disebabkan oleh predator alami seperti biawak dan anjing.

      Sejak Agustus 2011, Saireri Paradise Foundation (SPF) bersama masyarakat lokal telah melakukan berbagai kegiatan yang menunjang kelestarian penyu di wilayah Yapen Timur. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Menginisiasi terbentuknya sebuah kelompok masyarakat yang peduli terhadap penyu dan habitat penelurannya. Sehingga pada bulan Juni 2012, berhasil dibentuk Kelompok Pelestari Penyu “INSEREI” (KPP INSEREI). Anggota kelompok tersebut menjadi agen konservasi bagi masyarakat lainnya agar lebih peduli terhadap kelestarian penyu. Saat ini, KPP diketuai oleh Musa Rumpedai, masyarakat lokal yang secara sukarela dan otodidak telah melakukan kegiatan pelestarian penyu sejak tahun 1970-an.
  2. SPF bersama KPP melakukan kegiatan pemantauan pantai peneluran penyu setiap malam. Pemantaun tersebut utamanya merupakan kegiatan pengamanan terhadap induk penyu dan telur penyu dari buruan manusia maupun predator alaminya, selain itu kegiatan pemantauan juga ditujukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat tentang jumlah dan tren populasi penyu yang bertelur.
  3. Dari hasil pemantauan diketahui bahwa hampir semua sarang penyu yang ada, tidak aman baik dari gangguan manusia maupun predator. Oleh karena itu, SPF dan KPP mendirikan sarang relokasi untuk telur yang dianggap tidak aman. Secara teknis kegiatan relokasi dan pengelolaan sarang relokasi tersebut dikelola oleh KPP dibawah supervisi SPF.
  4. Peningkatan keasadaran masyarakat terhadap penyu dan pantai penelurannya melalui kegiatan pendidikan lingkungan bagi anak usia dini dan sekolah, serta melakukan kampanye secara persuasif kepada masyarakat umum yang disampaikan melalui ketua adat.
  5. Mengajak semua stakeholder khususnya pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar secara bersama-sama melakukan kegiatan konservasi penyu. Sampai saat ini kegiatan konservasi penyu telah mendapatkan perhatian dari PEMDA melalui Dinas Lingkungan Hidup dan BAPEDALDA serta dari pemerintah pusat melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan dan Kementarian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi perwakilan dari lembaga tersebut pada kegiatan-kegiatan penting seperti kegiatan pelepasan tukik penyu yang dilakukan SPF dan KPP.
  6. Mempublikasikan capaian-capaian yang dihasilkan dari kegiatan konservasi penyu kepada masyarakat luas melalui lisan maupun tulisan.

Jejak Penyu Belimbing

Jejak penyu belimbing di Pantai Inggrisau, Yapen Timur

Apsalom Korano

Apsalom Korano, tokoh adat suku Nunsiari mempraktekkan cara masyarakat memanen telur penyu secara tradisional

 

Tinggalkan komentar